Dia duduk sendirian di bangku taman, dengan secangkir kopi yang mulai dingin di tangannya. Pandangannya kosong, tapi senyumnya tenang. Sudah lama dia terbiasa datang ke tempat itu, tempat yang dulu sering mereka kunjungi berdua ia dan perempuan yang pernah sangat dicintainya.

Waktu memang terus bergerak, dan hidup membawa mereka ke arah yang berbeda. Perempuan itu kini sudah lama pergi, bukan meninggal, hanya… memilih jalan yang lain. Mereka tak lagi saling sapa, bahkan untuk sekadar menanyakan kabar. Tapi anehnya, rasa itu belum pernah benar-benar hilang dari hati laki-laki itu. Seolah-olah, waktu tidak pernah punya kuasa untuk memudarkannya.

Bagi orang lain, dia mungkin terlihat seperti seseorang yang belum bisa move on. Tapi baginya, cinta tak harus dimiliki untuk tetap ada. Ia tidak menunggu, tidak berharap, hanya menyimpan. Karena ia tahu, ada rasa yang memang ditakdirkan untuk tetap tinggal dalam diam. Dan mungkin, di dunia yang serba cepat ini, memiliki satu cinta yang tak pernah pudar meski tanpa akhir yang bahagia adalah bentuk keberanian yang tak semua orang bisa miliki.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *