Ada malam-malam di mana segalanya terasa sunyi, meski dunia di luar masih ramai. Saat itu, saya mulai merasakan bahwa kesendirian bukan cuma soal tak ada orang di sekitar… tapi tentang rasa yang perlahan-lahan hampa. Tidak ada yang benar-benar salah, tapi juga tidak ada yang terasa benar.
Saya duduk diam, menatap atap kamar yang gelap. Pikiran saya berkelana ke mana-mana—tentang masa lalu, tentang orang-orang yang pernah dekat tapi kini asing, tentang hal-hal yang dulu hangat tapi sekarang dingin. Kadang saya bertanya, apakah ini yang dinamakan tumbuh dewasa? Saat kita mulai terbiasa merasa sendiri, bahkan dalam keramaian.
Tapi dari semua kesendirian itu, ada juga pelajaran yang diam-diam tumbuh. Bahwa saya ternyata bisa berdiri, bahkan saat tak ada yang menyemangati. Bahwa saya masih bernapas, meski hati terasa kosong. Mungkin tidak selalu kuat, tapi cukup untuk bertahan… dan itu sudah lebih dari cukup.
Leave a Reply