Pernahkah kamu merasa seperti mengulangi sesuatu yang seharusnya sudah berakhir? Seperti setiap langkah yang kamu ambil hanya akan membawamu kembali ke tempat yang sama. Wajahnya, suaranya, bahkan caranya menatapmu semua terasa begitu familiar, seolah waktu tidak pernah benar-benar bergerak.
Kamu mencoba meyakinkan diri kamu bahwa ini hanya sebuah kebetulan, bahwa perasaan ini hanyalah ilusi yang diciptakan oleh kenangan yang belum sepenuhnya hilang. Tapi semakin kamu menghindarnya, semakin ia menghantuimu. Setiap kata terasa seperti skrip yang pernah kamu baca sebelumnya, setiap momen seperti rekaman lama yang terus diputar ulang.
Dan di titik ini, kamu mulai bertanya apakah ini takdir yang mencoba memberi kesempatan kedua, atau hanya sekadar permainan pikiran yang membuatmu terjebak dalam bayangan yang seharusnya sudah kamu tinggalkan?
Malam-malam panjang terasa semakin dingin, dan sangat hening, namanya kembali berbisik di kepalamu. Kamu mencoba meyakinkan diri bahwa semuanya sudah berlalu, bahwa kamu telah melangkah maju. Namun, setiap kali kamu menutup mata, kamu masih bisa merasakan kehadirannya seakan ia tidak memang pernah benar-benar pergi.
Mungkin ini bukan tentang masih mencintai, tetapi tentang bagian dari diri sendiri yang masih menggenggam cerita lama dan seharunya sudah hilang. Sesuatu yang pernah begitu indah, namun berakhir dengan cara yang tidak pernah kamu harapkan. Sesuatu yang seharusnya bisa kamu lupakan, tapi justru semakin tertanam di dalam hatimu.
Dan akhirnya, kamu hanya bisa bertanya apakah deja vu ini hanyalah luka yang belum sembuh, atau justru pertanda bahwa kamu tak pernah benar-benar ingin melupakan?
Inspired By Song Deja Vu – Realestk
Leave a Reply