Bulan yang Tak Bisa Saya Miliki

Kadang saya duduk di tepi jendela malam, menatapmu, Bulan. Terangmu menembus gelap yang menyelimuti dunia, tapi ada jarak yang tak bisa saya jangkau. Seindah apapun dirimu, saya hanya bisa memandang, hanya bisa menikmati tanpa pernah bisa menyentuh.

Setiap malam kau berubah, kadang bulat sempurna, kadang tipis seperti sabit. Tapi selalu sama, selalu jauh. Saya ingin mendekat, tapi langit memisahkan kita. Saya tersenyum sendiri saat melihatmu, merasakan damainya cahaya yang kau sebar. Tapi di balik senyum itu, ada rasa rindu yang tak bisa diucapkan.

Mungkin begitulah hidup. Ada hal-hal yang indah, tapi bukan untuk dimiliki. Ada keajaiban yang harus dinikmati dari jauh, dan itu pun sudah cukup. Kau, Bulan, mengajarkanku bahwa keindahan kadang paling indah saat hanya bisa dirasakan, bukan dipegang.

Dan setiap malam, saya kembali menatapmu, bersyukur bisa merasakan cahaya lembutmu. Meski jauh, kau tetap menemani. Meski tak bisa saya miliki, kau tetap menjadi bagian dari malam saya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *