Cinta tidak selalu datang dengan gemuruh atau kilat yang menyambar. Kadang, ia tumbuh perlahan, seperti embun yang menyentuh dedaunan di pagi hari—hampir tak terasa, tapi begitu nyata. Tanpa kita sadari, senyumnya mulai terasa hangat, kehadirannya jadi sesuatu yang kita tunggu, dan setiap percakapan sederhana menjadi bagian kecil dari cerita yang ingin kita simpan selamanya.

Namun, cinta yang tumbuh perlahan juga sering kali datang dengan keraguan. “Apakah dia merasakan hal yang sama?” “Apakah ini hanya ilusi yang aku ciptakan sendiri?” Tapi begitulah cinta bekerja, bukan? Ia selalu membawa sedikit ketidakpastian, sedikit ketakutan, namun juga begitu banyak keindahan. Dan meskipun kita tidak tahu ke mana perasaan ini akan berlabuh, kita tetap ingin menjalaninya, menikmati setiap detik yang ada.

Karena pada akhirnya, cinta bukan tentang seberapa cepat ia datang, tetapi seberapa tulus ia bertahan. Entah kisah ini akan berakhir atau terus berjalan, yang terpenting adalah kita pernah merasakannya—cinta yang hadir tanpa paksaan, yang tumbuh dari kebersamaan, dan yang diam-diam mengubah cara kita melihat dunia.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *