Jadi, saya mau cerita sedikit soal bagaimana saya menghadapi sebuah kesulitan, terutama saat sedang melakukan troubleshooting. Seperti biasa, ketika sedang mengerjakan sesuatu dan tiba-tiba muncul error, langkah pertama yang saya lakukan adalah mencoba cari tahu lewat Google. Tapi, ada kalanya hasil pencarian itu nggak membantu sama sekali error nya aneh, dan nggak ada satu pun jawaban yang pas. Bahkan kadang masuk ke forum forum luar negeri, tapi bahasannya malah makin bikin bingung.

Akhirnya, saya coba tanya ke AI. Ya, biasanya saya pakai ChatGPT. Mungkin kalian udah familiar, jadi saya nggak perlu jelasin panjang lebar soal apa itu ChatGPT toh sekarang hampir semua orang udah pakai tiap hari. Nah, dari situ saya mulai nanya, ini error apaan sih sebenarnya. Langsung deh, si AI jawab dengan cepat sat set sat set dan dari penjelasannya, saya langsung paham arah masalahnya ke mana. Nggak cuma dijelasin, kadang juga dikasih potongan command yang bisa langsung saya coba.

Habis itu, ya udah… tinggal ikutin langkah troubleshooting yang dikasih, dan masalahnya selesai. Tapi sebenarnya bukan itu inti dari cerita ini. Yang mau saya garis bawahi adalah, AI yang katanya bakal menggantikan pekerjaan manusia, ternyata justru bisa jadi alat bantu luar biasa, asal kita tahu cara pakainya. Justru AI itu, kalau dipakai dengan benar, bisa bikin kita kerja lebih efisien dan cepat nemuin solusi.

Sayangnya, masih banyak yang belum ngerti bagaimana memanfaatkannya dengan tepat. Contohnya, ada teman saya yang juga pakai AI, tapi sering banget salah dalam penggunaannya. Dia asal nanya aja, tanpa tahu bagaimana menyusun pertanyaan atau menjelaskan konteks. Akhirnya, jawabannya pun nggak sesuai dengan yang dia harapkan. Padahal menurut saya, kalau kita tahu cara ngobrol yang baik dengan AI seperti ChatGPT jelas, padat, dan kasih latar belakang itu bisa jadi solusi cepat banget, terutama buat hal-hal teknis kayak troubleshooting tadi.

Saya pribadi udah beberapa kali terbantu banget, nggak cuma soal teknis, tapi juga buat nulis dokumentasi, nyari referensi cepat, atau bahkan sekadar validasi ide. AI sekarang tuh udah bukan cuma alat buat iseng-iseng, tapi bisa jadi partner kerja kalau tahu cara manfaatin. Dan justru itu, kemampuan kita untuk adaptasi dan tahu cara pakai teknologi, yang bikin kita bisa survive di tengah perubahan zaman ini.

Jadi ya gitu deh, pengalaman saya soal bagaimana AI bukan cuma sekadar alat canggih, tapi juga bisa jadi “teman” saat kita lagi mentok. Mungkin suatu saat, teknologi makin canggih lagi, tapi satu hal yang pasti: manusia yang tahu cara pakai alat, akan tetap relevan. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *